blonto

13 Februari 2008

Aske dan Karyawati Baru - 1

Mungkin para pembaca sudah pernah membaca kisah tragisku yang terdahulu dengan judul "Aske Yang Perawan", sejak peristiwa itu, aku lebih senang menyendiri dan memilih untuk tidak bergaul dengan teman-temanku, termasuk dengan Aske, Karina, Risna, dan Tante Cindy yang juga mengalami peristiwa yang sama denganku.

Setahun sudah kejadian yang tragis itu lewat dan kini aku sudah mulai bisa melupakan bayang-bayang peristiwa itu, aku sudah kembali ceria dan sudah mau bergaul dengan lingkungan di sekitarku.

Namaku Lia kini umurku 28 tahun dan aku masih bekerja di tempat yang sama seperti setahun yang lalu, walaupun aku masih agak syok dengan kejadian setahun yang lalu, tapi aku tetap merawat diriku sendiri, teman-teman kantorku bilang, sekarang aku terlihat makin cantik dan seksi, memang aku merasa bangga dengan kecantikan yang kumiliki, kulit yang putih mulus, payudara yang besar dan tubuh yang seksi, aku ingin selalu terlihat cantik, walaupun kenyataannya aku sudah tidak perawan lagi akibat perkosaan yang kualami setahun yang lalu.

Saat ini Aske pun bekerja di kantorku, aku sengaja merekomendasikan Aske ke atasanku agar dia di terima bekerja di kantorku, supaya aku mempunyai teman untuk ngobrol dan berbagi cerita, walaupun begitu, kami tidak lagi pernah membicarakan peristiwa yang tragis itu.

"Ke.. Ada karyawan baru lho.. Di kantor kita" ujarku pada Aske yang saat itu sedang membereskan meja kerjanya.
"o.. Ya.. Cewek.. Cowok..?" tanya Aske
"Ada dua orang Ke.. Dan semuanya cewek, kita yang ditugasin ngasih training kerja ke mereka hari ini.." jawabku, sambil memperhatikan Aske yang hari ini terlihat sangat cantik dengan pakaian kerjanya, Aske saat ini mengenakan rok span pendek warna biru dengan blus putih dan blazer senada roknya, dia juga melingkari lehernya yang jenjang dengan syal kecil berwarna biru muda, Aske memang sangat cantik, apalagi rambutnya sekarang sudah panjang.

"Kapan mulainya Kak Lia..?" tanya Aske lagi, sambil mengenakan sepatu hak tingginya.
"Ya sekarang non.. Cepetan siap siap.." seruku.

Singkat cerita, kami sudah bertemu dan berkenalan dengan kedua pegawai baru itu. yang pertama namanya Alfa, usianya 28 tahun sama dengan usiaku. Wajahnya lumayan cantik dengan rambut ikal sebahu, Alfa berkacamata, tapi itu malah membuat wajahnya semakin menarik, tingginya sama denganku, sekitar 165 cm, tubuhnya padat berisi. Saat ini Alfa mengenakan rok putih pendek dan kemeja biru, khas pakaian kerja.

Pegawai yang kedua, Susan, wajahnya biasa biasa aja dan kulitnya sedikit gelap, tapi bentuk tubuhnya.. Ya ampun.. Seksi banget, postur tubuh Susan lumayan tinggi dengan kaki yang jenjang dan pinggul yang kecil, dibalut rok pendek berwarna hitam, benar benar seksi, apalagi buah dadanya juga termasuk besar untuk gadis se usianya, seperti hendak menyembul keluar dari blus hitamnya yang ketat.

Saat itu kami ditugaskan untuk memantau proyek pembangunan gedung yang dikerjakan oleh perusahaan kami, jaraknya lumayan jauh, sehingga kami harus segera berangkat.

Waktu sudah menunjukan jam 11 siang saat kami tiba di proyek pembangunan itu, dan kami langsung menemui dua orang pimpinan proyek di situ, namanya bapak Alex dan Paul, sebelumnya aku memang sudah membuat janji dengan mereka.

"Kita makan siang dulu yuk.." ajak Pak Alex kepada kami.
"Astaga..!! Sudah jam 12 rupanya.." seruku.

Aku memang tidak sadar karena asyik membicarakan pekerjaan dengan mereka.

"Iya nih Kak Lia.. Kita kan sudah laper.. Iyakan.." seru Aske sambil melihat ke arah Alfa dan Susan, yang langsung di sambut oleh anggukan kepala mereka berdua.

Akhirnya kami berlima pergi ke restoran pilihan Pak Alex.

"Gimana..? Enak kan makanan di sini.. Saya biasa makan siang di sini dengan Pak Paul" komentar Pak Alex.
"Iya.. Makanan disini nggak bikin bosen" sambung Pak Paul sambil terus mengunyah makanannya.
"Wah pinter juga nih Pak Alex milih tempat makan.." jawabku sambil meminum jus jeruk kesukaanku, sementara Aske, Alfa dan Susan masih tetap sibuk menikmati makanan mereka masing masing.

Tapi tiba tiba aku merasa kepalaku pusing dan mataku berkunang kunang setelah meminum jus jeruk tadi.

"Permisi.. Saya mau ke toilet dulu.." ujarku sambil mencoba berdiri dan berjalan ke arah toilet, tapi rupanya aku sudah tidak kuat lagi menahan pusing yang menyerang kepalaku, aku langsung ambruk, beruntung Pak Alex dengan sigap langsung menangkap tubuhku agar aku tidak jatuh ke lantai, aku masih sempat mendengar Pak Alex memanggil namaku sebelum akhirnya aku tak sadarkan diri.

".. Oughh.." aku mulai siuman dari pingsanku, tapi aku merasakan tubuhku kelu dan pegal, rupanya kedua tanganku terikat ke sebuah tiang yang berada di belakangku dan mulutku di plester dengan lakban, rupanya saat ini aku berada dalam sebuah ruangan yang mirip gudang atau bengkel yang entah berada di daerah mana, dalam keadaan masih setengah sadar samar-samar aku melihat di depanku, Paul dan Alex sedang menggumuli tubuh Susan yang masih pingsan di atas kap mobil kijang perusahaanku, seketika itu juga aku terkesiap, darahku seperti berhenti mengalir dan jantungku pun seperti berhenti berdetak, aku terbayang kembali kejadian setahun yang lalu saat kami diperkosa oleh orang orang yang tidak kami kenal.

Saat itu tampak kulihat Paul sedang merobek blus hitam Susan dengan pisau, lalu memotong bra nya sehingga buah dada Susan yang besar langsung mencuat ke luar, Paul tampak sangat bernafsu sekali memandangi payudara Susan yang sudah terbuka itu.

"Gila Lex.. Toketnya gede banget..!!" seru Paul kepada Alex sambil mulai meremas dan menciumi buah dada Susan, tapi saat itu Alex tidak menjawab karena sedang sibuk menciumi kemaluan Susan yang sudah terbuka lebar, saat itu tubuh Susan sudah benar benar dalam keadaan bugil, tiba tiba Alex berdiri dan menurunkan resleting celananya sendiri, lalu mengeluarkan batang penisnya, kemudian Alex memposisikan tubuhnya di antara selangkangan Susan, dan mulai menempelkan dan menggesek gesekan kemaluannya di bibir vagina Susan.

"Gua sudah nggak tahan lagi ni Ul.." gumam Alex sambil berusaha memasukkan kemaluannya ke dalam liang vagina Susan yang sempit itu, seketika itu juga Susan langsung terbangun karena merasakan sakit yang bukan kepalang di kemaluannya.

"Apa yang kalian lakukan.. Hentikann.. Tolonngg..!!" jerit Susan ketakutan sambil meronta ronta, tapi dengan sigap Paul langsung memegang ke dua tangan Susan dan membekap bibir gadis itu dengan mulutnya sendiri, sehingga Susan tidak dapat menjerit jerit lagi.

Susan makin meronta dan melejang lejangkan tubuhnya saat Alex mulai mendorongkan lagi penisnya ke dalam liang vagina Susan, sementara Paul masih sibuk mengulum bibir gadis itu, menggigitnya dan memainkan lidahnya di dalam mulut Susan, seperempat sudah penis Alex menyeruak masuk di dalam vagina Susan, saat tiba-tiba tubuhnya menegang, dia langsung mencabut batang penisnya, mengocoknya sebentar lalu menyemprotkan cairan spermanya ke atas perut Susan, Alex sudah orgasme sebelum sempat menerobos keperawanan Susan.

"Gila.. Nih cewek.. Sempit banget.. Gua sampai nggak tahan.. Gantian elu deh Ul.." ujar Alex sambil bertukar posisi dengan Paul.
"Pasti bisa gua perawanin nih cewek.." jawab Paul yang mulai mengarahkan batang kemaluannya ke bibir vagina Susan.
"Jahanam kaliann.. Lepaskan saya.. Lepaskann..!! Bajingan kalian..!!" jerit Susan, saat tiba tiba dari dalam mobil terdengar teriakan minta tolong, Alex dan Paul saling berpandangan, seketika mereka langsung menghentikan kegiatannya, Alex langsung menampar wajah Susan dengan keras sehingga Susan kembali tak sadarkan diri, sementara Paul langsung menuju pintu depan mobil, membukanya dan langsung menarik tubuh Alfa yang rupanya sudah siuman dari pingsannya.

"Brengsek lu.. Gangguin orang lagi seneng aja" bentak Paul sambil menjambak rambut Alfa dan mencengkeram krah bajunya, kemudian menyeretnya ke arah sebuah meja kayu yang berada di pojok ruangan.
"Hentikann.. Mau di apakan saya..!! jerit Alfa sambil meronta ronta.

Tapi sial bagi Alfa rontaan dan lejangan kakinya justru membuat roknya tersingkap lebar, memperlihatkan paha dan selangkangannya yang putih mulus. Melihat pemandangan yang merangsang itu, Alex bangkit lagi nafsu birahinya, dia langsung mendatangi Alfa yang saat itu sudah di hempaskan oleh Paul ke atas meja, Alfa masih berusaha berontak saat Alex dengan sigap menyergap dan menindih tubuh Alfa, sementara tangannya dengan ganas berusaha melucuti kemeja biru yang dikenakannya, Alex dengan kasar menarik dan merobek robek kemeja yang dikenakan Alfa sehingga kancing kemejanya bermentalan kemana mana.

"Jangann.. Tolong.. Lepaskan saya.. Hentikann..!!" jerit Alfa sambil tangannya berusaha menutupi payudaranya yang terbuka saat Alex merenggut branya dan mencampakannya ke lantai.

Alex yang sudah diliputi oleh nafsu bejadnya kemudian menepiskan kedua tangan Alfa dan terlihatlah payudaranya yang padat itu menyembul ke atas dengan puting susunya yang berwarna coklat muda.

"Ohh.. Ss.. Jangann.. Ss.. Hentikann.. Saya tidak mau.. Lepaskan saya.." jerit Alfa dengan suara parau, ketika Alex mulai menciumi buah dadanya, sementara tangan kanannya aktif bermain diselangkangan Alfa, tiba tiba Alfa tersentak dan kembali menjerit saat Alex dengan kasar merobek roknya dan berusaha merenggut celana dalamnya.

"Jangann.. Jangann perkosa saya.. Lepasskann..!!" jerit Alfa sambil menangis dan meronta sejadi jadinya, kedua tangannya berusaha memukul dan mencakari wajah Alex, sementara kedua kakinya menendang kesana kemari berusaha menyingkirkan tubuh Alex yang menindihnya, sambil mulutnya tetap menjerit-jerit minta tolong.

Merasa kesal dengan kelakuan Alfa yang tidak mau menyerah itu, Alex langsung melayangkan tangannya ke wajah Alfa.

"Brengsek lu, mau main kasar sama gua hah..!!" bentak Alex sambil mendaratkan tamparannya di wajah Alfa.

Plak.. Plak.. Tangan Alex yang kasar mendarat dua kali di pipi kiri Alfa yang langsung membuatnya berhenti menjerit, kemudian bukk.. Satu tonjokkan keras menyusul di pipi kanannya membuat gadis itu langsung pingsan seketika.

Sementara itu Paul sedang sibuk mengerjai diriku, mulutnya berusaha menciumi bibirku, dan tangannya dengan kasar menggerayangi dan meremas remas payudaraku, aku hanya bisa memalingkan wajahku menghindari terkaman mulutnya yang berusaha mencium bibirku.

"Bajingan kau Paul.. Lepasskan aku.. Atau aku laporkan ke polisi..!!" Bentakku dengan marah..
"Silahkan.. kalau lu mau mampuss..!!" balas Paul dengan nada mengancam, sambil terus berusaha menciumi bibirku.
"Oke.. Sekarang lu pilih, elu kulum punya gua, atau lu gua perkosa" bentak Paul yang membuatku langsung terkesiap dan merinding mendengar tantangannya itu.
"Gua setuju, kalau elu bisa muasin Paul dalam 10 menit, gua nggak jadi perkosa teman lu ini.." sambung Alex dari pojok ruangan.

Sekilas aku melirik ke arah Alex yang masih menggumuli tubuh Alfa. Saat itu Alfa masih pingsan, kondisi gadis itu sungguh mengenaskan, kaca matanya terlepas dan pakaiannya sudah compang camping, rok putihnya robek besar di sana-sini, sementara celana dalamnya menggantung di betis sebelah kirinya. Aku terperangah saat kulihat Alex mulai merenggangkan kedua belah kaki jenjang Alfa yang masih mengenakan sepatu hak tingginya itu dan meletakkannya diatas pundak kiri kanannya, sambil tangannya memain mainkan batang kemaluannya di bibir kemaluan Alfa.

"Biadab kalian.. Bangsat.. Binatang..!!" makiku disela sela gelak tawa mereka berdua..
"Gimana..? Elu setuju nggak Li..?" seru Alex, sementara Paul terus menertawaiku penuh kemenangan..

Jahanam mereka.. Tapi aku tidak punya pilihan lain.. Dari pada diperkosa oleh mereka.. Pikirku ketakutan..

"Oke.. Oke.. Ssaaya.. Turutin kemauan kalian.." jawabku panik saat kulihat Alex mulai memasukkan batang penisnya ke dalam liang kemaluan Alfa.
"Tapi kalian harus janji.. Melepaskan kami semua..!!" seruku tergagap.
"Liaa.. Liaa.. Lu nggak usah takut kita ini orang yang tepat janji.."

Balas Paul sambil melepaskan ikatan kedua tanganku, aku masih mengusap kedua pergelangan tanganku yang terasa kaku akibat kelamaan di ikat, saat Paul dengan tergesa-gesa membuka celana panjangnya dan mengeluarkan batang kemaluannya.

"Cepetan Li.. Waktu terus berjalan.. Nasib teman-teman lu ada di elu" teriak Alex.

Tidak ada komentar: